Tuesday 14 September 2010

SEKILAS RENUNGAN

Salam, karena banyak teman saya menanyakan tentang kumpulan puisi saya  yang berjudul  "sekilas renungan". Dimana saya tulis pada tgl 29 Oktober 2003 dan dipublikasi dalam thn yg sama pula.  Saya menyempatkan diri untuk menuliskannya kembali di blog ini.  Selamat merenung sahabatku sayang...!

PENDAHULUAN


Kita adalah insan yang lemah dan daif meskipun dikarunia akal yang bijaksana, ilmu pengetahuan yang luas dan rezeki yang lumayan. Sesungguhnya kita harus sadar bahwa dalam beramal, teguran amat kurang sekali. Ini adalah dikarenakan lemahnya iman, keyakinan kita kepada Allah S.W.T. dan hari akhirat..
Pegangan kita terhadap keimanan kepada Allah S.W.T. terlalu tipis dan tidak bermaya sehingga mudah sekali dihasut dan dirayu oleh musuh-musuh yang menyekatkan. Nafsu dan syaitan dua mahluk Allah S.W.T. yang sedia mengajak kita terjun keneraka untuk bersama menikmati azab yang sangat mengerikan.
Justru itulah Allah S.W.T. dan para RasulNya telah memberi garis paduan dan aturan cara yang terbaik dalam mengendalikan diri kita supaya wujud insan taqwa di dalam semua lapangan kehidupan.
Berdoa kepada Allah S.W.T. dengan hati yang hadir, jiwa yang khusyuk, dan disertai keyakinan bahwa doa yang dipanjatkan itu pasti dikabulkan. Semua itu akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa dan mengusir duka lara. Oleh sebab itu Allah S.W.T. memerintahkan orang-orang yang beriman agar selalu memanjatkan doa dengan rendah hati dan penuh kekhusyuan.
Orang yang perbuatannya telah melampaui batas, dan bergelimpang dengan berbagai kejahatan, lalu ia berdoa, agar mendapat pahala dan kebahagiaan, sebenarnya ia menipu diri sendiri dan melanggar perintah Allah dalam adab berdoa.
Allah S.W.T. berulang kali menyebut tentang doa , agar selalu dipanjatkan dengan penuh takut dan harap. Yakni harap terkabul dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diingininya.
Kemudian Allah S.W.T. menjelaskan bahwa rachmatNya sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebajikan. Baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Buku yang berjudul “Sekilas Renungan” merupakan sekilas tayangan tentang gambaran sedetik kesadaran seorang hamba Allah S.W.T. yang daif dan mencoba mengerti arti keyakinan, keimanan dan ketaatan padaNya. Semoga dengan adanya “Sekilas Renungan” ini, iman dan keyakinan kita pada Allah S.W.T. kian bertambah, selalu menyegerakan bersimpuh saat azan mengalun, juga selalu berupaya meramaikan mesjid dan mengokohkan siar dawah dalam kehidupan kita.
Mudah-mudahan segala hajat yang tersirat di dalam hati kita itu, tercapai dengan jalan yang benar dan hak di sisi Allah S.W.T. Dan mudah-mudahan kita tergolong di kalangan hamba-hambaNya yang berserah Diri.
Amin Ya Robbal Alamin.


ALQUR’AN DAN HADIST


            Wahai manusia yang berangan-angan dan cita-citanya membuat Allah marah!
Wahai manusia yang keinginan-keinginannya mengganggu Allah!
Kalian telah salah jalan dan tersesat dari jalan yang utama.
Kalian tak menyadari nilai dan kedudukan kalian yang kalian miliki, dan kalian menjadi hina bagaikan duri tak bernilai.
Walaupun kalian berilmu, ilmu kalian itu tidak membuat kebun surga untuk kalian, sebab kebodohan seratus kali lebih banyak dari ilmu kalian.
Sungguh manusia yang pandai sama sekali tidak akan bernilai, kecuali ia beramal dengan ilmunya.
Jika guru tidak beramal dan berada dalam keadaan tidak sadar, maka muridnya pastipun demikian.
Lalu kalau keduanya tidur, siapa yang akan membangunkan?
Kapankah kalian bisa seperti malaikat kalau tidak membuang jauh-jauh perilaku binatang dan membuang bentuk lahiriah saja berupaya menjadi manusia hakiki?
Bukankah hati, jika hanya berisikan kecintaan pada manusia saja, dan tidak ada kecintaan pada Allah.
Itulah kandang sapi, keledai dan sebagainya.
Tak ada pemimpin dan petunjuk yang mengarah pada Allah sebaik Alquran dan Hadis.


AZAS ISLAM

Sukmaku yang tertindas.
Kalbuku yang terampas.
Rinduku yang terhempas
Laraku yang merangas
Menggayut dalam desahan nafas
Memohon keridhoaanMu dalam mepertahankan azas
Memohon perlindunganMu untuk mencintai batas.
Memohon ampunanmMu kala melawan azas.
Memohon PemeriharaanMu agar aku dijadikam hambuMu yang selalu  bertaqwa dan berazas.



MANFAAT ILMU

            Tak ada tangga sebaik ilmu dan amal dalam menyampaikan manusia ke alam abadi.
Ilmu membimbing manusia menjadi mengenal Allah, bukan membimbing menuju jabatan, harta dan kekuasaan.
Barang siapa tidak memiliki ilmu, niscaya ia tak sampai pada rumah Allah
Amal tanpa ilmu bagaikan bercocok tanam ditanah tandus, sedangkan ilmu tanpa amal bagaikan orang mati yang hidup.
Hujjat Allah bagi manusia adalah agar ia belajar ilmu dan tidak beramal tanpa ilmu.
Apa yang engkau ketahui, amalkanlah.
Carilah ilmu dulu, baru kemudian beramal.
Jika engkau mengamalkan ilmu, engkau memang seorang yang mulia, tetapi tidak berkepribadian.
Kita tidak menyingkirkan ilmu, karena ilmu bukanlah sesuatu yang sirna dengan berjalannya masa.
Alangkah banyak kepala menjadi sakit karena ucapan-ucapan tidak bermakna dan tidak berdasarkan ilmu yang dilontarkan manusia sendiri.
Ilmu akan baik jika digunakan untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi saja.
Ilmu yang baik adalah bahwa jika engkau banyak tahu, tetapi engkau merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa.


IMAN PADAMU TAK PERNAH PADAM

Malam semakin kelam.
Lampu diujung jalan telah padam.
Aku jalan tertatih-tatih.
Sebab aku letih.
Namun..
Ketaatanku padaMu tak pernah padam.

Malam semakin mencekam.
Aku jalan semakin terseok-seok.
Akupun diserang gadam.
Aku mulai terpojok.
Aku mulai terperosok.
Namun..
Keyakinanku padaMu tak pernah padam.

Dikala sinar mulai meredam.
Tetap imanku padaMu tak pernah padam.


KEIMANAN MULAI MELEKAT

Getaran keyakinan, yang Engkau alirkan.
Mengalir menjadi ketaatan yang mengelora.
Aku terpana.
Aku tertegun.
Kidung keimanan mulai memikat.

Ketakwaan Engkau lempar.
Keridhoaan Engkau pasang.
Dimalam yang dingin dan pekat.
Aku tergetar.
Aku mengelinjang.
Apa daya panah keimanan mulai melekat.


LARA TERPAUT JANJI

Kemuning diatas fajar
Membeku tersapu diatas luka.
Hening diatas pijar.
Membatu diam diatas Tanya.
Bila aku akan berihtiar?
Bila aku akan beramal?
Bila aku akan tidak melanggar?
Bila aku akan bertawaqal?

Bila ketaatan bergayut didada.
Pintu hatiku akan selalu terbuka.
Bila iman tergores di hati.
Aku akan mencoba selalu menepati janji.

Kini sinar ketaatan melanda.
Nur hidayah mulai terpancar.
Iman didada tak akan ternoda.
Bila kita selalu berada dijalan benar.


RINTIHAN KALBUKU

Keiklasan yang tertanam dalam dagingku.
Keridhoaan yang mengalir dalam darahku.
Keimanan yang tertoreh dalam kalbuku.
Kepintaran yang Engkau berikan padaku.
Sungguh membuatku berfikir.
Aku tidak dapat lagi ingkar dan mungkir.
Yang kuingat hanya mengukir zikir.
Agar aku tak tergelincir.

Yaa..Allah!
Yaa..Robbi!
Tunjukan aku kejalan yang benar.
Yang Engkau ridhoi.
Janganlah aku dimasukkan pada golongan yang selalu ingkar.
Tetapi masukkanlah aku pada golongan yang Engkau sukai dan Engkau cintai.

Yaa..Allah!
Hanya Engkau yang Maha mengdengar.
Hanya Engkau yang Maha pengampun.
Hanya Engkau yang Maha mengetahui.
Hanya Engkau yang Maha Kuasa.
Hanya Engkau yang selalu Kusembah.
Izinkanlah aku selalu bersujud di kakiMu selalu.
Maha suci Engkau  Yaa..Allah!


GELORA CINTAKU PADAMU


Disetiap tidur hanya Engkau yang kudamba.
Tak dapat kututupi rasa cinta yang terpatri dihatiku.
Rasa rindu pada diriMu.
Kadang membuatku tak mampu.
Aku rindu dalam hatiku.
Membuat jiwaku merana.
Selalu gelisah.
Selalu resah.
Rindu padaMu.
Untuk bertemu dan bersenandung keesaanMu
Mengukir kecintaanku padaMu dengan sujudku.
Berusaha menyulam zikir merayuMu untuk bercengkraman denganku.
Yaa.. Rachman!
Yaa.. Rochim!
Gelora cintaku padaMu.
Berbuahkan keimanan yang tertanam dalam hati sanubariku.




JANGAN SOMBONG


Duhai orang yang telah minum kecintaan pada dunia dan dibuatnya mabuk!
Sadarlah bahwa putaran masa akan membuatmu hina dina.
Janganlah sombong dengan dunia ini, karena dunia bagaikan warna hena.
Ia hanya bertahan dikuku tidak lebih dari tiga hari saja.
Ingatlah, Allah tak dapat kita ajak berembuk.
Karena itu segeralah bersimpuh, agar kita tak terlalu banyak menanggung dosa.


TAK SEMPAT LAGI


Tinggalkan cerita masa kanak-kanak nan ego, sebab semuanya itu cepat berlalu dan dalam keadaan tidak sadar.
Jika usia sudah sampai pada dua puluh tahun atau tiga puluh tahun, maka tidak selayaknya lagi hidup bagaikan orang-orang yang tak sadar.
Selanjutnya usia hanya sampai pada empat puluh tahun.
Sesudah empat puluh tahun, sirna sudah kekuatan dan daya.
Dan setelah usia lima puluh tahun, tidak lagi tinggal kesehatan jasmani, mata mulai rabun dan lemah , dan kaki mulai tidak kuat lagi.
Jika sudah sampai usia enam puluh tahun, jasmani kita sudah mulai pensiun.
Ketika sampai pada usia tujuh puluh tahun, anggota-anggota badan melepaskan tugas dari pekerjaannya.
Dan ketika sudah umur delapan puluh tahun atau sembilan puluh tahun, berapa banyak kepahitan dan kesulitan akan engkau rasakan dari dunia ini.
Jika engkau sudah sampai pada usia seratus tahun, masa itulah sesungguhnya kematian yang berupa kehidupan.
Lihatlah anjing yang selalu memakan rusa, saat ia sudah tua justru rusalah yang memburunya.
Dan ketika rambut putih sudah berada diantara rambut hitam, maka tampaklah tanda keputusasaan.
Kala telinga sudah ditutupi kapas, dan badan telah dikafani, engkau belum sempat mengeluarkan dari lubang telinga.


KISAH BURUNG DAN BANGKAI


Dunia ini bagaikan bangkai.
Burung elang pemakan bangkai selalu mengintainya.
Burung itu memukulnya dan mematuk dengan  kukunya yang runcing dan tajam.
Akhirnya, semua burung itu meninggalkan bangkai.
Kini yang tinggal hanyalah tulangnya.
Wahai senai!
Menyingkirlah dari burung itu, dan asingkanlah dirimu dari dunia yang tak pasti ini.
Kadang manusia bernasib baik dan kadang-kadang manusia bernasib sial.
Waspadalah!
Jangan kamu seperti mereka.


IKANPUN BERSIMPUH

Kulayangkan pandangan pada sang Aquarium.
Sungguh aku kagum.
Melihat ikan emasku berceloteh mesra.
Berenang kesana-kemari dan bercumbu ria

Kemudian, sayup-sayup terdengar suara alunan azan.
Ikan emaskupun sejenak tertegun.
Sekilas ikan emasku berbaris menuju ke arah kiblat.
Hatikupun merasa terpikat.
Ternyata ikanpun bersimpuh.
Kenapa aku tak juga segera bersimpuh?

Yaa..Allah!
Yaa..Robbi!
Aku telah lalai!
Ampunkanlah aku!
Ikanku telah memberi pelajaran padaku tentang kealfaanku.
Tak menyegerakan bersimpuh saat azan mengalun.
Akupun berjanji, akan menyegerakan bersimpuh saat azan melantun.


RENUNGAN HARI AKHIR

         Pilihlah kawan dari perbuatanmu, karena tidak ada yang mengawani seseorang dikuburnya, kecuali apa-apa yang telah diperbuatnya.
            Haruslah engkau menyiapkan untuk hari setelah mati, ketika seseorang akan dipanggil dan harus menerima.
Jika engkau sibuk melakukan pekerjaan, jangan lakukan hal yang tak diridhoi Allah.
Tidak ada yang menemani manusia setelah dan sebelum matinya, kecuali apa yang telah diperbuatnya.
Ketahuilah, sesungguhnya manusia adalah tamu bagi keluarganya, yang tinggal sebentar diantara mereka dan kemudian pergi.


DIDUNIA HANYA TINGGAL TIGA HARI SAJA


Duhai manusia yang melewati seluruh usia dalam keadaan tidak sadar dan lupa.
            Apakah yang kalian miliki?
Apakah yang telah kalian lakukan.
Manakah amalmu? Mana?
Apa bekalmu untuk akhirat dalam perjalanan jauh ini?
Rambut putih telah membawa pesan kematian.
Kalian dapat menjadi malaikat dengan ilmu dan amal.
Namun, ketahuilah bahwa dari niat dan kehendakmulah, engkau menciptakan dirimu sebagai binatang buas atau sebagai binatang jinak.
Jika engkau bisa kalahkan hawa nafsumu, engkau akan berada di surga bersama bidadari.
Engkau akan bergelimang dengan kenikmatan berupa hidangan surga.
Berusahalah agar engkau tidak tergolong orang yang tidak beroleh kebahagiaan.
Kerjakan pekerjaanmu karena kedudukan didunia tidak lebih dari tiga hari saja.


HIDUP HANYA SEMENTARA

Sebelum engkau mati dan kemudian dihidupkan lagi.
Tak lama lagi, engkau akan kembali mati.
Maka bangunlah  sebuah rumah dialam abadi, dan tinggalkan rumahmu dialam fana ini.


SADAR HARI KEBANGKITAN

Dengan berlalunya waktu, aku tidak sadar telah berusia enam puluh tahun.
Pada setiap awal tahun perputaran waktu ini, aku menyesali kenikmatan dan kesenangan yang cepat  berlalu.
Aku heran dengan perputaran waktu.
Sebab, setiap pemberiannya kepadaku selalu diambil dariku.
Kekuatan jasmaniku telah hilang.
Warna hitam atau merah rambutku telah memutih.
Hubungan dengan binatang yang jauh disana telah pudar dan terputus.
Gigiku yang sangat berharga rontok satu demi satu.
Yang tinggal dan tak akan rusak hanyalah beban dosa yang banyak dan angan-angan yang panjang.
Telah terdengar lonceng kematian dikemah-kemah dan manusia seusiaku sudah pergi semua.
Oh, betapa celakanya manusia yang tak berbekal menghadapi kebangkitan.
Bekalnya hanya sedikit, sedangkan perjalanan yang harus ditempuhnya sangat jauh.
Beban dosa dipundakku bagaikan gunung.
Gunungpun meratap dan tidak kuat lagi menanggung.
Wahai Allah!
Dengan ampunanMu, dosa yang begitu banyak bagaikan jerami didalam air musim semi, jerami itu dapat dibawanya dan diterpanya dengan mudah.
Sekiranya rachmat dan karuniaMu tidak meraih tanganku, kebesaranMu tidak membebaskanku, maka aku pastilah akan masuk kedalam neraka saqar.
Akulah hamba yang bodoh dan merasa sangat malu.
Akulah hamba yang sehari-hari dipenuhi dengan kemaksiatan.
Engkaulah  Allah yang Maha kasih dan baik hati.
Hanya Engkaulah yang patut mengampuni.


PASTI AKAN KUTEMUI

Suatu saat.
Pasti akan kutemui dinding hitam segi empat.
Kelam melebihi dibekap.
Pisahkan hati dengan darah.
Buyarkan rasa dengan lidah.

Saat itu.
Seribu saksi lancar berucap.
Tangan, telinga, hidung, kaki, bibir, mata dan darah.
Semua lantang berteriak.
Dosa!
Sesat!
Azab!
Koyakkan hati.
Luruhkan diri.


LALAI


Ah!
Sholatku telat.
Syukurku lambat.
Pada hal kerap berucap.
Kucinta betul RosulMu.
Kuyakin betul janjiMu.
Yaa..Allah...
Ampuni lancangku.
Aku telah lalai.


MUNAKAHAT


Bulan Bulat.
Bulan terang.
Berilah takjub yang mewujud.
Bahwa rasa kecupi angin.
Terpaut hati.
Lingkari nadi.
Luruhku dalam fitrahku.

Matahari.
Bintang.
Dan awan.
Semua sujud.
Binarkan jiwa tak terkira.
Arungi nafas berwangi Fitrah.
Jalankan nadi.
Dengupkan hati.
Ah... Subhanallah.
Indahnya kata tak cukupi aku bercerita.


AKU BERENANG DALAM SAMUDRAMU

Aku berenang dalam samudra RachmatMu.
Aku berenang dalam Lautan RachimMu.
Ar-Rachman...Ar-RachimMu.
Jantungku berdetak hentak.
Dalam lingkaran ke Maha-anMu.
Oh Samudara nan luas!
Tak akan pernah..
Tak akan pernah kugapai tepiMu.
Ombak mengiringiku.
Ketengah –tengah lagi.
Sungguh, aku tak sanggup menepi.
Aku terus berenang.
Terus berenang.
Dalam samudraMu.
Dalam lautanMu.


DOA HIDJRAH

Yaa..Allah!
Berapa tapak dosa yang kubuat?
Berapa jejak kaki aku ini laknat?
Aku tak berkutik..Yaa..Robbi!
Menghadapi dunia yang keji ini.
Tapi kini pucuk kesadaranku telah kembali.
Mencabik-cabik sukma kotor!
Menggedor-gedor jiwa untuk tidak teledor!
Dan kumulai tapak baruku.
Dibawah hujahMu.
Memang gelap.
Kadang gelap.
Tapi bukan mataku yang merasakan.
Hatikulah yang tercekam!

Yaa..Allah!
Yaa..Robbi!
Biarkan Engkau limpahkan semua sakit itu!
Turunkan semua dukaku!
Benturkan aku dalam cobaMu!
Tapi...
Jangan Engkau lepaskan tali imanku!
Izinkan aku sujud bersimpuh di ‘kakiMu’ selalu.


AL-MUMINUUN

Sungguh beruntung orang-orang islam.
Dikala bertemu orang selalu salam.
Suka berpikir dan berzikir di kala kelam.
Kerap bersujud di saat malam.
Dan selalu menyingkir dari orang-orang dzalim.
Takut jiwanya turut jadi lalim.

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.
Kerap mengalunkan ayat Alqur’an.
Tidak lekang dengan kehidupan modern.
Jiwanyapun tak mudah tertekan.
Kerap ingat Allah berfirman.
Godaan syaitan harus ditahan.

Orang beriman tidak pernah berdebat.
Tidak pernah lupa membayar zakat.
Hidupnya selalu memelihara amanat.
Merekapun tak mudah menghujat.
Sebab hidupnya tidak ingin terbebat.
Orang beriman yakin akan hari kiamat.
Bersujut dan bertobat sebelum terlambat.

Orang beriman selalu menjaga kemaluannya.
Dan menjaga diri dari yang tiada berguna.
Orang beriman tidak pernah mencela.
Hatinya tertarik selalu menolong orang tak berdaya.
Rohani bersih tanda orang mulia.

Orang beriman khusyu dalam bersembahyang.
Takut kena azab bila tidak menyegerakan sembahyang.
Mereka yakin hanya Allah Maha Penyayang.
Sebab itu mereka selalu memerihara sembahyang.

Orang beriman tidak pernah ingkar janji.
Tidak pernah pula mengeluarkan kata-kata keji.
Orang beriman selalu merendah diri.
Kerap bangun dimalam hari
Mengalunkan Alqur’an sampai dini hari.
Sebab tahu siapa yang menciptakan, memerihara dan menguasai bumi ini.


PENUTUP


        Kehidupan ini bagaikan suatu pergantian musim. Adakalanya menghadapi musim bahagia, sehat dan tenteram serta pernuh kedamaian. Namun pada saat-saat tertentu kita akan menghadapi berbagai masalah kehidupan seperti rasa sakit dan sebagainya.
        Dalam kehidupan seorang insan yang mukmin, tidak akan sempurna aktivitas hariannya, jika tidak mengambil contoh dan suri teladan melalui kehidupan Rasulullah S.A.W. Sesungguhnya dalam diri Rasulullah S.A.W. itu mempunyai segala pedoman bagi umat manusia dan seluruh alam.
        Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan sekilas renungan agar pembaca dapat membuka pintu hatinya untuk selalu mengesakanNya, memujiNya, mencintaiNya, mencoba mendekatkan diri padaNya serta selalu mengukir zikir setiap saat. Insya Allah hidup kita tenteram lahir bathin. Rasulullah S.W.A. menganjurkan umatnya agar menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan tuntutan islam. Sesungguhnya di dalam menjalankan ajaran agama Islam itu sendiri telah  dibekalkan oleh Allah S.W.T., berbagai cara untuk merawat rohani dan jasmani yang dapat memberikan kedamaian dalam kehidupan seseorang.
        Semoga kita memperoleh pedoman dalam mencari jati diri kita. Insya Allah.







No comments:

Post a Comment